Perubahan itu abadi, bukan sekedar kiasan namun segala yang nampak maupun tidak nampak memang selalu selalu berubah. Perubahan diperlukan untuk menjadi lebih baik setidaknya itulah yang dilakukan oleh manusia semenjak pertama kali keberadaannya di bumi 2 juta tahun yang lalu.
Dimulai dari perubahan perilaku, pemikiran hingga akhirnya terjadi revolusi pada fisik manusia begitu juga organ-organ yang ada di dalamnya, beberapa bagian tubuh mengalami perubahan baik ukuran maupun fungsinya. Hal seperti ini sudar terjadi beberapa kali secara terus menerus untuk menyesuaikan dengan lingkungan dan populasi.
Namun dari beberapa kali revolusi yang terjadi pada tubuh & organ manusia sebenarnya ada beberapa yang " masih setia" menemani manusia sampai saat ini salah satunya adalah apendiks [usus buntu]. Pada awal keberadaan manusia yang cendurung bersifat herbivora [makan tumbuh-tumbuhan] dibutuhkan saluruan pencernaan yang mampu mencerna serat tumbuhan yang kuat, dan menurut beberapa ahli apendikslah yang mengambil tugas tersebut.
Seiring dengan ditemukannya api pola makan manusiapun berubah dari makan tumbuhan menjadi pemakan daging + tumbuhan maka fungsi apendiks pun tidak begitu berarti, bahkan walaupun apendiks diambil dari tubuh seperti pada usus buntu tidak memiliki dampak negatif yang bermakna. Apendiks tetap "setia" bersama manusia walaupun dia tidak begitu dibutuhkan tidak seperti organ lain yang "tersisih" meninggalkan manusia seperti ekor & dahi yang lebar.
Btw capek juga ya ngetiknya he..... kapan-kapan kita bahas sesuatu yang lebih menarik, salam KesPost.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar