Kamis, 11 November 2010

Penghasil Oxygen Terbanyak?

Pertanyaan ini sangat umum apalagi disaat isu global warning yang memang sedang "memanas" saat ini, kira-kira apa jawaban Anda "Penghasil Oxygen Terbanyak Adalah?"bingung KesPost yakin sekitar 80% orang menjawab tumbuh-tumbuhan, tapi ternyata penyumbang 80% Oxygen bukanlah tumbuhan lalu apa ya...?

Dia adalah salah satu pemeran di film Spongebob SquarePant dengan tubuh paling kecil tau kan??? Ya........ dia adalah Plankton menari. Plankton lah penghasil Oxygen terbesar khususnya Fitoplankton, KesPost tidak menjelaskan secara panjang lebar mengenai Fitoplankton itu bisa Anda baca di id.wikipedia.org

Plankton adalah organisme penyumbang 80% kebutuhan Oxygen di bumi, dengan kemampuannya berespirasi menghasilkan gelembung-gelembung Oxygen yang terdapat di dalam laut. Oxygen tersebut terlepas ke udara dan menjadi gas yang bisa kita nikmati sekarang.peluk erat Tapi buka berarti tumbuhan tidak perlu, tumbuhan berfungsi mentransformasi karbon dioksida menjadi Oxygen jadi mengurangi penumpukan CO2.

Para ilmuan di Amerika juga menemukan plankton secara tidak langsung dapat membuat awan yang dapat menahan sebagian besar dari sinar matahari, sehingga plankton bisa memperlambat proses pemanasan bumi. tepuk tangan

"Dierdre Toole dari Institusi Oceanografi Woods Hole (WHOI) dan David Siegel dari Universitas California, Santa Barbara (UCSB) adalah dua peneliti itu.

Penelitian yang dibiayai oleh NASA tersebut mengungkapkan ketika matahari menyinari lautan, lapisan atas laut (sekitar 25 meter dari permukaan laut) memanas, dan menyebabkan perbedaan suhu yang cukup tinggi dengan lapisan laut di bawahnya. Lapisan atas dan bawah tersebut terpisah dan tidak saling tercampur.

Plankton hidup di lapisan atas, tapi nutrisi yang diperlukan oleh plankton terdapat lebih banyak di lapisan bawah laut. Karenanya, plankton mengalami malnutrisi.

Akibat kondisi malnutrisi ditambah dengan suhu air yang panas, plankton mengalami stress sehingga lebih rentan terhadap sinar ultraviolet yang dapat merusaknya.

Karena rentan terhadap sinar ultraviolet, plankton mencoba melindungi diri dengan menghasilkan zat dimethylsulfoniopropionate (DMSP) yang berfungsi untuk menguatkan dinding sel mereka.

Zat ini jika terurai ke air akan menjadi zat dimethylsulfide (DMS). DMS kemudian terlepas dengan sendirinya dari permukaan laut ke udara.

Di atmosfer, DMS bereaksi dengan oksigen sehingga membentuk sejenis komponen sulfur. Komponen sulfur DMS itu kemudian saling melekat dan membentuk partikel kecil seperti debu. Partikel-partikel kecil tersebut kemudian memudahkan uap air dari laut untuk berkondensasi dan membentuk awan.

Jadi, secara tidak langsung, plankton membantu menciptakan awan. Awan yang terbentuk menyebabkan semakin sedikit sinar ultraviolet yang mencapai permukaan laut, sehingga plankton pun terbebas dari gangguan sinar ultraviolet.

Proses ini sebenarnya telah beberapa tahun dipelajari di laboratorium oleh para ilmuwan, namun proses alamiahnya baru kali ini dapat dipelajari.

Awan yang disebabkan oleh plankton ini, dipercaya dapat memperlambat proses pemanasan bumi, serta memiliki efek besar tehadap iklim bumi. Namun, untuk membuktikan hal tersebut, masih harus dilakukan penelitian lanjutan yang seksama.

Penelitian yang dilakukan di Laut Sargasso, lepas pantai Bermuda ini juga menemukan secara mengejutkan bahwa partikel DMS ini dapat terurai dengan sendirinya di udara setelah tiga sampai lima hari saja. Padahal, karbondioksida di udara, dapat bertahan hingga berpuluh-puluh tahun.

Karena penguraian alamiah DMS sangat cepat, DMS tidak akan menimbulkan efek rumah kaca, tidak seperti karbondioksida."

sumber:
Monkey Icons


Tidak ada komentar: